SUBSTITUSI PENGGUNAAN NAUPLIUS ARTEMIA DENGAN PAKAN MIKRO DALAM PEMELIHARAAN LARVA KEPITING BAKAU, Scylla olivacea

1226

Adanya molting death sindrom yang umumnya terjadi pada stadia zoea-5 ke megalopa dan ke krablet-1 pada kepiting bakau, Scylla olivacea, diduga berkaitan dengan ketidakcukupan nutrien yang dikonsumsi larva, sehingga perlu dicobakan penggunaan pakan buatan (mikro) pada stadia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum penggunaan pakan mikro (micro diet, MD) untuk mensubstitusi penggunaan nauplius Artemia (Art) dalam pemeliharaan larva kepiting bakau. Hewan uji yang digunakan
adalah larva kepiting bakau stadia zoea-4—5. Hewan uji tersebut dipelihara dalam wadah bak fibre berisi air laut 150 L dengan kepadatan 12 ind./L. Perlakuan yang dicobakan adalah pemberian pakan uji berupa: nauplius Artemia sebanyak 100% (100% Art), nauplius Artemia 75% + pakan mikro 25% (75% Art + 25% MD), nauplius Artemia 50% + pakan mikro 50% (50% Art + 50% MD), nauplius Artemia 25% + pakan mikro 75% (25% Art + 75% MD), dan pakan mikro 100% (100% MD). Pemberian pakan uji dilakukan pada pagi dan sore hari selama 15 hari pemeliharaan (hingga larva mencapai stadia krablet-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggunaan nauplius Artemia 50% + pakan mikro 50% didapatkan sintasan krabet-1 tertinggi (5,6%) dan berbeda nyata (<0,05) dengan sintasan krablet pada penggunaan 100% nauplius Artemia (sintasan 2,4%) dan 100% pakan mikro (sintasan 2,1%). Bobot badan, lebar karapaks krablet, dan aktivitas enzim pencernaan relatif sama di antara perlakuan. Penggunaan pakan mikro dapat menggantikan 50% penggunaan Artemia dalam pemeliharaan larva (zoea-5 hingga krablet-1) kepiting bakau.
Penulis: Usman#, Kamaruddin, dan Asda Laining
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan

Sumber: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jra

full text