Perusahaan Jepang Jajaki Kerja Sama Dengan Pusat Unggulan IPTEK Udang

821

Maros, 8 November 2018.  Tetsuo Tamura, General Manager Hinomaru Sangyo CO, LTD didampingi penerjemah, Pak Doni mengunjungi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros pada hari Kamis, 8 November 2018.  Kunjungan tersebut diawali informasi dari Ditjen Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Bapak Firman Syafei, S.Pi, Kepala Seksi Akses Perbankan kepada pihak Hinomaru Sangyo tentang kegiatan riset budidaya di BRPBAP3.  Tujuan kunjungan yang dilaksanakan di aula BRPBAP3 yaitu untuk memaparkan teknologi lingkungan dari Hinomaru Sangyo berupa Chelate Marin yang dapat diaplikasikan pada budidaya udang di tambak.  Selain itu Mr. Tamura juga membahas tentang peluang kerja sama dengan BRPBAP3 setelah mengetahui kapasitas BRPBAP3 dalam hal fasilitas dan tim peneliti di BRPBAP3.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Prof Rachman Syah, Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana dan para peneliti dari semua kelompok kajian penelitian di BRPBAP3.  Diskusi berlangsung menarik karena terkait langsung dengan kajian penelitian yang sedang berlangsung di BRPBAP3.  Diskusi diawali dengan paparan mengenai profil dan kegiatan utama Balai oleh Kasi Pelayanan Teknis dan Sarana.  Selanjutnya Mr. Tamura menyampaikan filosofi produk Chelate Marin, aplikasinya di Jepang dan hasil uji coba di Indonesia yang bekerja sama dengan BPPT.  Hal yang menarik untuk kajian lebih lanjut yaitu bagaimana proses reduksi beban limbah budidaya berupa bahan organik yang didominasi oleh Nitrogen dan Fosfat, termasuk untuk menjaga kondisi kualitas air seperti pH dan Alkalinitas.

Selain itu, Dr. Ince Ayu, peneliti kesehatan ikan dan lingkungan, mengungkapkan “curiosity” terhadap potensi dan daya hambat dari Chelate Marine untuk bakteri pemicu penyakit bagi udang di Tambak. “Sangat menarik untuk dikaji faktor apa yang menyebabkan Chelate Marin dapat mengurangi bakteri Vibrio dalam perairan” ungkap Ince Ayu.  Menanggapi hal tersebut, Mr. Tamura mendukung kajian baik pada skala laboratorium maupun skala lapangan.  “Sangat dimungkinkan pelaksanaan kajian tersebut di Balai ini apalagi Balai ini juga sebagai Pusat Unggulan IPTEK Udang” jelas Tamura, “kami berharap melalui mekanisme kerja sama, hal tersebut dapat dibahas lebih detail dengan pihak Balai” sambungnya.