Omset Pembudidaya Tambak Meningkat Berkat Pendampingan Penyuluh Perikanan

496

Kendari_16/02/21. Kepiting bakau merupakan salah satu komoditi air payau yang mempunyai nilai ekonomis cukup penting. Awalnya kepiting bakau hanya dianggap hama oleh pembudidaya tambak, karena sering kali membuat kebocoran pada tambak, namum sekarang kepiting bakau juga sudah banyak diburu dan ditangkap oleh nelayan bahkan sekarang ini kepiting bakau juga sudah banyak dibudidayakan secara tradisonal di tambak-tambak.

Usaha budidaya pembesaran kepiting bakau ditambak merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan, hal ini mengingat permintaan pasar ekspor dari tahun ketahun terus meningkat, sehingga eksistensi budidaya kepiting bakau mulai banyak dirintis oleh masyarakat di daerah. Contohnya di Desa Banggina Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Salah satu Pembudidaya kepiting, Maulana, mencoba memanfaatkan tambak Bandeng untuk usaha pembesaran kepiting bakau yang telah berhasil dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Si Paka Tau, sebuah Kelompok Pembudiaya binaan dari Chandra Buana, S.St.Pi.,M.Si yang merupakan penyuluh perikanan Satminkal BRPBAP3 Maros.

Maulana menuturkan, dengan memiliki 2 petak tambak untuk pembesaran kepiting bakau yang berukuran masing-masing 1 hektar, melakukan penebaran bibit diawal November 2020. Yakni, dengan jumlah penebaran 100kg disetiap petak tambaknya. Bibit yang ditebar merupakan kepiting muda yang berukuran 80 – 100 gram, yang didapatkan dari pengumpul kepiting dan hasil tangkapan alam, dengan durasi pembesaran sekitar 3 bulan atau lebih, tergantung ukuran atau size yg diinginkan. Dari berat 100 gram selama 3 bulan kepiting bisa menjadi 400 – 900gram. Pakan yang diberikanpun terkadang dari hasil jaring ikan-ikan yang berada pada saluran tersier air payau maupun diambil dari ikan-ikan yang tidak laku di pelelangan ikan.

 “Pada awal Februari 2021, alhamdulillah kami panen parsial pertama kali sekitar 50kg untuk 1 petak tambak dengan size di atas 500gram per ekor. Kami rasa sangat memuaskan untuk panen pertama. Akumulatif keseluruhan panen pertama sampai dengan pertengahan Februari 2021 ini, mencapai 300kg lebih. Tentu saja hal tersebut menjadi bara semangat bagi kelompok kami, terlebih lagi bapak Chandra selaku pendamping kami ikut serta dalam penen tersebut” ungkapnya.

 “Kami atas nama Kelompok Pembudidaya Si PakaTau, mengucapkan terima kasih kepada bapak Chandra Buana, S.St.Pi.,M.Si yang merupakan penyuluh perikanan Satminkal BRPBAP3 Maros yang selama ini selalu setia mendampingi kami di lapangan sehingga kami bisa sukses dalam usaha pembesaran kepiting bakau,” UjarMaulana.